Menyusuri Indahnya Tanah Daeng
Daftar tempat yang
disinggahi :
1.
Soekarno-Hatta
International Airport
2.
Kampus Mega Rezky
Makassar
3.
Losari
4.
Art Galeri
Makassar
5.
Fort Rotterdam
6.
Mesjid Amirul
Mukminin
7.
Benteng Somba Opu
Kabupaten Gowa
8.
Pantai Tanjung
Bayang
9.
Suku Kajang,
Kajang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan
10. Pulau Penyu, Bira Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan
11. Pembuatan pinisi kapal di Kabupaten Bulukumba
12. Hassanuddin International Airport Sudiang, Makassar
Bandara
Internasional Soekarno-Hatta

Miniatur
STKIP Mega Rezky Makassar

Losari

Art Galeri Makassar


Fort
Rotterdam

Mesjid
Amirul Mukminin


Benteng
Somba Opu

Kajang,
Bulukumba


Pulau
Penyu, Bira

Pembuatan
Pinisi, Bulukumba

Bandara
Internasioanl Hassanudin
Menyusuri Indahnya Tanah Daeng
22 November 2016 perjalanan dimulai dari tempat ini,
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Berbekal rasa semangat dan tekad
yang kuat, perjalanan panjang saya dimulai. “Makassar berbaik
hatilah untuk 32 hari kedepan” itulah ungkapan yang pertama terbesit ketika
sesampainya di pintu keberangkatan terminal 1A Soekarno-Hatta. Pasalnya ini
adalah perjalan panjang pertama saya untuk keluar pulau Jawa dan tinggal salama
sebulan penuh di tempat yang tidak diketahui sama sekali sebelumnya, berharap
kami dapat diterima dengan baik di tempat tujuan tanpa harus meminta hal yang
lebih dari pihak kampus mitra.
Sistem Alih Kredit melalui Pemanfaatan Tekhnologi
Indonesia (SAKTI) 2016-2017 adalah program Dikti yang hendak saya ikuti.
Berlangsung selam sebulan penuh, tepatnya 32 hari di Kampus Mega Rezky Makassar
Sulawesi Selatan. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan kuliah daring dan
saling tukar budaya di daerahnya. Dan saya adalah satu dari lima belas peserta
yang berasal dari Universitas Djuanda Bogor Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Pendiidkan Guru Sekolah Dasar. Ditemani 3 orang orang
dosen yang mendampingi selama 1-2 hari kedepan, saya dan 14 orang peserta
lainnya berangkat menuju Sulawesi Selatan itu.
13.45 WITA kami tiba di Hassanuddin International
Airport Sudiang Makassar. Dan kami sudah terlebih dahulu disambut untuk
dijemput oleh pihak kampus mitra. Dijemput dengan 3 mobil berbeda. Berhubung
hari sudah semakin sore dan keadaan kampus pun sudah sepi maka penyambutan
dilaksanakan esok hari.
Keesokan harinya kami tiba di kampus Mega Rezky
Makassar. Merupakan kampus dibawah naungan yayasan yang didalamnya terdapat
Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
(STKIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES). Disinilah saya dan
peserta laninnya akan belajar selama sebulan kedepan. Acara penerimaanpun
berlangsung hidmat di tambah dengan penyambutan yang dilakukan oleh tarian
paddupa (tarian penerimaan tamu khas makassar)
Minggu, 27 November 2016 perjalanan kami menyusuri
kota makassar dimulai dari pantai Losari. Pantai yang terkenal sebagai icon
kota makassar karena kesamaan namanya dengan salah satu pantai di luar negeri.
Agenda kami saat itu adalah ikut senam pagi bersama dan berjalan menyusuri
keindahan pagi di pantai losari. Kebetulan pula pada saat itu di losari sedang
ada acara peringatan hari guru nasional dan 16 hari anti kekerasan pada wanita
dan anak. Berlanjut pada hari yang sama saya mengunjungi Ruang Seni Rupa Art
Makassar. Disana kami melihat koleksi-koleksi lukisan sampai patung yang
harganya mulai dari 250.000 hingga 2,5 M.
03 Desember 2016, perjalanan
menyusuri Makassar di lanjutkan ke Fort Rotterdam. Dinamakan persis dengan
benteng yang berada di Negara Belanda karena memang benteng ini digunakan saat
masa penjajahan Belanda, dari mulai menjadi tempat penyekapan imam Bonjol
sampai tempat sentral untuk penyebaran islam di Indonesia.
Sekitar hampir 2 jam saya berada di tempat ini, dan
perjalanan dilanjutkan ke benteng somba opu. Namun sebelumnya saya dan yang
lainnya sholat dzuhur terlebih dahulu di mesjid terapung Mesjid Amirul Mukminin
di daerah pantai Losari
Masih tempat benteng pada masa
penjajahan belanda, namun bedanya ini sudah dibudayakan atau sering disebut
taman mininya sulawesi. Terletak di kabaupaten Gowa Sulawesi Selatan,
didalamnya terdapat rumah adat dan macam macam kebudayaan yang ada di sulawesi,
khususnya sulawesi selawatan. Tak lama ditempat ini saya segera menuju ke
Pantai tanjung bayang, jarak tempuh sekitar 1 jam dari somba opu.
Perjalanan hari ini pun selesai di tempat ini, kami
kembali ke bas camp setelah adzan magrib berkumandang.
10 Desember 2016 agenda tempat kali
ini lumayan jauh dari Kota Makassar. Jarak tempuh hampir 8 jam dan melewati 6
Kabupaten seperti Gowa, Bantaeng, Jene’ ponto, bulukumba. Tempat pertama yang
akan dikunjungi ialah Suku Kajang yang terletak di Kabupaten bulukumba. Sampai
ke tempat tujuan sekitar pukul 16.00 dengan kekhasan adat dan baju serba hitam.
Maklumlah, kajang merupakan suku pertama di Indonesia yang terletak pedalaman
sulawesi dan memiliki kekentalan adat yang tekenal dengan suku terkejam, jadi
kehadiran kami kesini harus benar benar menjaga etika. Banyak sekali sebenarnya
hal yang terdapat di kajang ini, seperti mereka tidak menerima hal atau sesuatu
yang berbau modern sekalipun itu pakaian atau sendal sekalipun.
Akhirnya kami keluar dari suku itu dengan
menempuh jarak 2 km dengan jalan kaki pukul 18.30 WITA. Perjalanan hari ini
ditutup dengan bermalam di pantai bira. Dan keesokan harinya saya dan teman
yang lain berniat menikmati sunrise di pantai putih itu, sekitar pukul 07.30
kami pergi kepulau penyu. Terletak di seberang pantai tanjung bira, disana
tersapat penangkaran penyu dan kita bisa berenang bersama dengan penyu-penyu
yang sudah berukuran dewasa itu.
Sekitar pukul 11.00 WITA saya
mengunjungi pinisi di daerah Bulukumba, disini merupakan tempat dibuatnya
pinisi kapal-kapal yang dikategorikan kapal besar. Ditempat ini saya dan teman
teman yang lain di dampingi beberapa dosen dari kampus STKIP Mega Rezky
Makassar melihat proses pembuatan pinisi kapal ini dan sedikit bertanya
mengenai pembuatan kapal ini. Dari sini saya tau, harga perkapal yang dibuat
dari mulai 1 Milyar sampai dengan 20
Milyar, tergantung pada besar kapal yang diinginkan.
22 Desember 2016, akhirnya
perjalanan dan tugas kami di tanah Daeng ini berakhir. Banyak sekali pelajaran
dan pengalaman yang didapat di tempat ini yang mungkin tidak bisa saya dapatkan
di tempat manapun. Entah kata apa yang pantas saya ucapkan kepada dosen-dosen
yang senantiasa membimbing kami tanpa lelah selama 32 hari kebelakang. Ditemani
5 dosen yang menemani, kamipun diantar menuju bandara Internasional Hasanuddin
Sudiang Makassar. Di jakarta kami sudah di tunggu oleh dosen dari Universitas
Djuanda yang sudah ditugaskan menjemput kami di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta dan di rumah keluarga sudah menanti kami. Ini merupakan
perjalanan panjang yang mungkin tak bisa saya lupakan. J J
J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar