Entri yang Diunggulkan

" Salam "

Saya teringat pada sebuah film Turki "Selam", di dalamnya menceritakan di 3 negara dengan kondisi berbeda seperti Afhganistan yang...

Selasa, 21 Juli 2020




 Menyusuri Indahnya Tanah Daeng

Daftar tempat yang disinggahi :
1.      Soekarno-Hatta International Airport
2.      Kampus Mega Rezky Makassar
3.      Losari
4.      Art Galeri Makassar
5.      Fort Rotterdam
6.      Mesjid Amirul Mukminin
7.      Benteng Somba Opu Kabupaten Gowa
8.      Pantai Tanjung Bayang
9.      Suku Kajang, Kajang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan
10.  Pulau Penyu, Bira Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan
11.  Pembuatan pinisi kapal di Kabupaten Bulukumba
12.  Hassanuddin International Airport Sudiang, Makassar
                                                Bandara Internasional Soekarno-Hatta

                                                Miniatur STKIP Mega Rezky Makassar
                                                                        Losari
                    Art Galeri Makassar
                                                                        Fort Rotterdam
                                                            Mesjid Amirul Mukminin
                    Benteng Somba Opu

                        





Pantai Tanjung Bayang           









                                                            Kajang, Bulukumba
                                                                                                  Pulau Penyu, Bira
                                                  Pembuatan Pinisi, Bulukumba
                                                  Bandara Internasioanl Hassanudin

Menyusuri Indahnya Tanah Daeng
22 November 2016 perjalanan dimulai dari tempat ini, Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Berbekal rasa semangat dan tekad yang kuat, perjalanan panjang saya dimulai.  “Makassar berbaik hatilah untuk 32 hari kedepan” itulah ungkapan yang pertama terbesit ketika sesampainya di pintu keberangkatan terminal 1A Soekarno-Hatta. Pasalnya ini adalah perjalan panjang pertama saya untuk keluar pulau Jawa dan tinggal salama sebulan penuh di tempat yang tidak diketahui sama sekali sebelumnya, berharap kami dapat diterima dengan baik di tempat tujuan tanpa harus meminta hal yang lebih dari pihak kampus mitra.
Sistem Alih Kredit melalui Pemanfaatan Tekhnologi Indonesia (SAKTI) 2016-2017 adalah program Dikti yang hendak saya ikuti. Berlangsung selam sebulan penuh, tepatnya 32 hari di Kampus Mega Rezky Makassar Sulawesi Selatan. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan kuliah daring dan saling tukar budaya di daerahnya. Dan saya adalah satu dari lima belas peserta yang berasal dari Universitas Djuanda Bogor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendiidkan Guru Sekolah Dasar. Ditemani 3 orang orang dosen yang mendampingi selama 1-2 hari kedepan, saya dan 14 orang peserta lainnya berangkat menuju Sulawesi Selatan itu.
13.45 WITA kami tiba di Hassanuddin International Airport Sudiang Makassar. Dan kami sudah terlebih dahulu disambut untuk dijemput oleh pihak kampus mitra. Dijemput dengan 3 mobil berbeda. Berhubung hari sudah semakin sore dan keadaan kampus pun sudah sepi maka penyambutan dilaksanakan esok hari.
Keesokan harinya kami tiba di kampus Mega Rezky Makassar. Merupakan kampus dibawah naungan yayasan yang didalamnya terdapat Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan  (STKIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES). Disinilah saya dan peserta laninnya akan belajar selama sebulan kedepan. Acara penerimaanpun berlangsung hidmat di tambah dengan penyambutan yang dilakukan oleh tarian paddupa (tarian penerimaan tamu khas makassar)
Minggu, 27 November 2016 perjalanan kami menyusuri kota makassar dimulai dari pantai Losari. Pantai yang terkenal sebagai icon kota makassar karena kesamaan namanya dengan salah satu pantai di luar negeri. Agenda kami saat itu adalah ikut senam pagi bersama dan berjalan menyusuri keindahan pagi di pantai losari. Kebetulan pula pada saat itu di losari sedang ada acara peringatan hari guru nasional dan 16 hari anti kekerasan pada wanita dan anak. Berlanjut pada hari yang sama saya mengunjungi Ruang Seni Rupa Art Makassar. Disana kami melihat koleksi-koleksi lukisan sampai patung yang harganya mulai dari 250.000 hingga 2,5 M.
            03 Desember 2016, perjalanan menyusuri Makassar di lanjutkan ke Fort Rotterdam. Dinamakan persis dengan benteng yang berada di Negara Belanda karena memang benteng ini digunakan saat masa penjajahan Belanda, dari mulai menjadi tempat penyekapan imam Bonjol sampai tempat sentral untuk penyebaran islam di Indonesia.
Sekitar hampir 2 jam saya berada di tempat ini, dan perjalanan dilanjutkan ke benteng somba opu. Namun sebelumnya saya dan yang lainnya sholat dzuhur terlebih dahulu di mesjid terapung Mesjid Amirul Mukminin di daerah pantai Losari
            Masih tempat benteng pada masa penjajahan belanda, namun bedanya ini sudah dibudayakan atau sering disebut taman mininya sulawesi. Terletak di kabaupaten Gowa Sulawesi Selatan, didalamnya terdapat rumah adat dan macam macam kebudayaan yang ada di sulawesi, khususnya sulawesi selawatan. Tak lama ditempat ini saya segera menuju ke Pantai tanjung bayang, jarak tempuh sekitar 1 jam dari somba opu.
Perjalanan hari ini pun selesai di tempat ini, kami kembali ke bas camp setelah adzan magrib berkumandang.
10 Desember 2016 agenda tempat kali ini lumayan jauh dari Kota Makassar. Jarak tempuh hampir 8 jam dan melewati 6 Kabupaten seperti Gowa, Bantaeng, Jene’ ponto, bulukumba. Tempat pertama yang akan dikunjungi ialah Suku Kajang yang terletak di Kabupaten bulukumba. Sampai ke tempat tujuan sekitar pukul 16.00 dengan kekhasan adat dan baju serba hitam. Maklumlah, kajang merupakan suku pertama di Indonesia yang terletak pedalaman sulawesi dan memiliki kekentalan adat yang tekenal dengan suku terkejam, jadi kehadiran kami kesini harus benar benar menjaga etika. Banyak sekali sebenarnya hal yang terdapat di kajang ini, seperti mereka tidak menerima hal atau sesuatu yang berbau modern sekalipun itu pakaian atau sendal sekalipun.
Akhirnya kami keluar dari suku itu dengan menempuh jarak 2 km dengan jalan kaki pukul 18.30 WITA. Perjalanan hari ini ditutup dengan bermalam di pantai bira. Dan keesokan harinya saya dan teman yang lain berniat menikmati sunrise di pantai putih itu, sekitar pukul 07.30 kami pergi kepulau penyu. Terletak di seberang pantai tanjung bira, disana tersapat penangkaran penyu dan kita bisa berenang bersama dengan penyu-penyu yang sudah berukuran dewasa itu.
Sekitar pukul 11.00 WITA saya mengunjungi pinisi di daerah Bulukumba, disini merupakan tempat dibuatnya pinisi kapal-kapal yang dikategorikan kapal besar. Ditempat ini saya dan teman teman yang lain di dampingi beberapa dosen dari kampus STKIP Mega Rezky Makassar melihat proses pembuatan pinisi kapal ini dan sedikit bertanya mengenai pembuatan kapal ini. Dari sini saya tau, harga perkapal yang dibuat dari mulai  1 Milyar sampai dengan 20 Milyar, tergantung pada besar kapal yang diinginkan.
            22 Desember 2016, akhirnya perjalanan dan tugas kami di tanah Daeng ini berakhir. Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang didapat di tempat ini yang mungkin tidak bisa saya dapatkan di tempat manapun. Entah kata apa yang pantas saya ucapkan kepada dosen-dosen yang senantiasa membimbing kami tanpa lelah selama 32 hari kebelakang. Ditemani 5 dosen yang menemani, kamipun diantar menuju bandara Internasional Hasanuddin Sudiang Makassar. Di jakarta kami sudah di tunggu oleh dosen dari Universitas Djuanda yang sudah ditugaskan menjemput kami di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan di rumah keluarga sudah menanti kami. Ini merupakan perjalanan panjang yang mungkin tak bisa saya lupakan. J J J                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar